Sabtu, 21 Desember 2013

Fungsi Teori dalam Penelitian

Sebagaimana diketahui menurut filsafat ilmu pengetahuan, dikenal ada dua aliran pemikiran besar atau paradigma ilmu dalam memandang persoalan, yakni paradigma positivistik yang bersumber atau dipengaruhi oleh cara pandang ilmu alam yang bersandar pada hal-hal yang bersifat empirik, dan menjadi dasar metode penelitian kuantitatif, dan paradigma interpretif yang berakar dari cara pandang ilmu sosial yang lebih bersifat holistik dalam memandang persoalan, dan menjadi dasar metode penelitian kualitatif. Masing-masing metode tersebut berbeda sangat tajam dalam memandang persoalan yang diangkat menjadi masalah penelitian, mulai dari tujuan penelitian, desain penelitian, proses penelitian, bentuk pertanyaan penelitian, metode perolehan data, mengukur keabsahan data, analisis data hingga makna dan fungsi teori. Berikut uraian ringkasnya.
Dalam metode penelitian kuantitatif, teori berfungsi sebagai dasar penelitian untuk diuji. Oleh karena itu, sebelum mulai kegiatan pengumpulan data, peneliti menjelaskan teori secara komprehensif. Uraian mengenai teori ini dipaparkan dengan jelas dan rinci pada desain penelitian. Teori menjadi kerangka kerja (framework) untuk keseluruhan proses penelitian, mulai bentuk dan rumusan pertanyaan atau hipotesis hingga prosedur pengumpulan data. Peneliti menguji atau memverifikasi teori dengan cara menjawab hipotesis atau pertanyaan penelitian yang diperoleh dari teori. Hipotesis atau pertanyaan penelitian tersebut mengandung variabel untuk ditentukan  jawabannya. Karena itu, metode penelitian kuantitatif berangkat dari teori.
Sebaliknya, metode penelitian kualitatif berangkat dari lapangan dengan melihat fenomena atau gejala yang terjadi untuk selanjutnya menghasilkan atau mengembangkan teori. Jika dalam metode penelitian kuantitatif teori berwujud dalam bentuk hipotesis atau definisi sebagaimana dipaparkan pada halaman sebelumnya, maka dalam metode penelitian kualitatif teori berbentuk pola (pattern) atau generalisasi naturalistik (naturalistic generalization). Karena itu, pola dari suatu fenomena bisa dianggap sebagai sebuah teori.  Kalau begitu apa fungsi teori dalam metode penelitian kualitatif? Teori dipakai sebagai bahan pisau analisis untuk memahami persoalan yang diteliti.
Dengan teori, peneliti akan memperoleh inspirasi untuk bisa memaknai persoalan. Memang teori  bukan satu-satunya alat atau bahan untuk melihat persoalan yang diteliti. Pengalaman atau pengetahuan peneliti sebelumnya yang diperoleh lewat pembacaan literatur, mengikuti diskusi ilmiah, seminar atau konferensi, ceramah dan sebagainya bisa dipakai sebagai bahan tambahan untuk memahami persoalan secara lebih mendalam. Teori dipakai sebagai informasi pembanding atau tambahan untuk melihat gejala yang diteliti secara lebih utuh. Karena tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami gejala atau persoalan tidak dalam konteks mencari penyebab atau akibat dari sebuah persoalan lewat variabel yang ada melainkan untuk memahami gejala secara komprehensif, maka berbagai informasi mengenai persoalan yang diteliti wajib diperoleh. Informasi dimaksud termasuk dari hasil-hasil penelitian sebelumnya mengenai persoalan yang sama atau mirip.
Misalnya, jika seorang mahasiswa program magister atau doktor bidang pendidikan ingin meneliti mengenai pola orangtua di masyarakat perkotaan dalam mendidik anak, maka informasi dari mana saja, lebih-lebih dari hasil penelitian sebelumnya yang mirip dengan tema tersebut, wajib dikumpulkan. Informasi itu tidak saja dipakai sebagai bahan perbandingan untuk memahami persoalan yang diteliti, tetapi juga untuk menegaskan bahwa peneliti tidak melakukan duplikasi atau replikasi dari penelitian sebelumnya. Sebab, baik duplikasi maupun replikasi keduanya dianggap tidak memberikan kontribusi apa-apa dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Kegiatan penelitian memerlukan hal-hal yang baru (novelty) yang tentu tidak akan diperoleh dari duplikasi dan replikasi. Itu yang oleh para ahli sering disebut sebagai ‘state of the arts’ dalam penelitian yang meliputi siapa saja hingga yang paling terakhir meneliti apa, di mana (jika penelitian lapangan), apa masalahnya, metode apa yang dipakai, dan dengan hasil apa.  Untuk kepentingan praktis agar memudahkan pembaca melihat posisi peneliti pada deretan tema sejenis, state of the arts dibuat dalam bentuk tabel dengan komponen-komponen tersebut.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi peminat bidang metodologi penelitian, para peneliti, dan juga para mahasiswa yang akan atau sedang melakukan penelitian untuk skripsi, tesis atau disertasi. Secara khusus, saya berharap tulisan pendek ini dapat mengurangi kebingungan para mahasiswa mengenai posisi dan fungsi teori dalam penelitian sebagaimana selama ini terjadi.

Sumber: http://mudjiarahardjo.uin-malang.ac.id/materi-kuliah/285-fungsi-teori-dan-state-of-the-arts-dalam-penelitian.html

Sabtu, 07 Desember 2013

Anacova

Analysis of covariance (Ancova) merupakan teknik analisis untuk menguji pengaruh variabel treatmen terhadap variabel terikat dengan ada variabel bebas lain yang dikendalikan. Variabel yang dikendalikan ini bertujuan untuk menyamakan homogenitas kelompok dalam variabel perlakuan yang diuji. 

Multivariat analysis of anova (Manova) merupakan teknik analisis statistik yang bertujuan menguji pengaruh variabel bebas (treatmen) yang berjumlah satu atau lebih dengan variabel terikat yang berjumlah dua atau lebih. Teknik analisis ini masih jarang dipakai karena desain penelitian yang ini memang masih cukup jarang digunakan.

Mancova merupakan gabungan dari keduanya. Yakni ada variabel bebas, variabel covariate, serta variabel terikat lebih dari satu. Teknik ini banyak digunakan untuk penelitian eksperimen. Teknik analisis ini sering digunakan untuk jenis penelitian eksperimen.