Sabtu, 30 April 2016

Enam Alasan Bangkrutnya Usaha Rumahan


VIVA.co.id – Sebagai anak muda yang baru menyelesaikan pendidikan, tentu tidak mau ketinggalan kesempatan dengan berbagai lowongan kerja yang menjanjikan gaji besar.
Semangat tenaga muda, tentu masih tinggi dan mencari peluang untuk mengembangkan karier. Mereka banyak yang mengincar menjadi wanita karier, karena menjadi ibu rumah tangga tentu bosan jika terus-terusan mengurus rumah saja.
Menjadi seorang wanita karier memang tidak ada salahnya, jika bisa membagi waktu bekerja Anda. Faktor ekonomi menjadi salah satu yang membuat para wanita ikut mencari dana tambahan. Banyak yang sudah mempunyai pekerjaan tetap, tetapi juga membuka usaha.
Dari banyak kasus seperti itu, ada dua hal yang membuat mereka beralasan membuka usaha sampingan, atau usaha rumahan.
Pertama, mereka yang sudah bekerja, tetapi gaji masih belum mencukupi kebutuhan sehari-hari. Kedua, mereka yang ingin mengembangkan hobi, atau passion, tetapi tetap tidak meninggalkan pekerjaan tetapnya.
Misalnya, mempunyai passion pada dunia fashion lalu membuka butik. Alasan-alasan mereka yang membuat usaha rumahan untuk sampingan merupakan cara sederhana, agar mendapatkan keuntungan lebih untuk mencari uang tambahan.
Sedangkan bagi mereka yang ingin mengembangkan fashion juga bisa mendapat dua-duanya, yaitu kesenangan dan keuntungan dari penjualan tersebut.
Hal itu tentu membuka inspirasi-inspirasi baru bagi banyak orang yang masih bingung harus bagaimana mencari tambahan dan mengembangkan bakat.
Dalam usaha sampingan, atau rumahan juga tidak begitu keras, sehingga bisa dilakukan oleh perempuan yang masih bisa berada di rumah.
Dengan demikian, tetap bisa mengurus keluarga dengan tidak meninggalkan pekerjaannya. Namun, untuk benar-benar memutuskan membuka usaha rumahan, Anda harus memperhatikan penyebab-penyebab yang bisa membuat usaha tersebut bangkrut.
Berikut, enam penyebab yang bisa membuat usaha rumahan bangkrut.
1. Malas
Malas merupakan faktor yang kerap terjadi pada banyak orang. Pada awalnya, Anda menggebu-gebu ingin membuka usaha, tetapi setelah berada di tengah-tengah semangatnya mengendur.
Inilah yang perlu diperhatikan. Ketika Anda berada di titik malas, segeralah mencari inspirasi, atau motivasi lain untuk membangkitkan semangat. Baca Juga: Pengertian Polis Asuransi dan Cara Memilih Polis yang Tepat
2. Curang
Menginginkan usaha yang akan dijalankan menjadi sukses memang impian setiap orang, tetapi lakukan dengan jujur.
Bukan berarti Anda harus menggunakan bahan yang jelek untuk baju yang ingin dijual dan membanderolnya dengan harga yang tinggi. Cara tersebut, justru akan menghilangkan pelanggan Anda.

3. Malu
Hilangkan sifat malu untuk menjajakan dagangan Anda. Sifat gengsi membuat usaha Anda tidak berkembang dan Anda pun tidak akan sukses. Anda juga perlu menawarkan kepada teman-teman Anda, agar mereka mengenal usaha Anda.
4. Menutup diri
Sifat ini, sama sekali tidak dianjurkan bagi seorang wirausaha. Ketika Anda menutup diri, maka usaha Anda juga tidak berkembang.
Inspirasi dan inovasi produk akan berkembang, jika Anda mau membuka diri. Apalagi usaha sampingan, dengan model yang itu-itu saja tentu membuat pembeli bosan. Maka, jangan menutup diri dan cari inspirasi dari banyak hal.
5. Cepat puas
Memiliki sikap puas memang tidak salah, tetapi jangan terlalu tinggi. Sikap cepat puas yang terlalu besar, membuat Anda tidak bisa mengembangkan usaha yang dijalani.
Terkadang, sikap cepat puas membuat seseorang tidak mau mengembangkan kreativitas dan membuat semangat mengendur.
Untuk itu, Anda harus meminimalisir kepuasan Anda dengan jumlah yang sewajarnya saja. Baca Juga: Intip Cara Bank Menghitung Harga Rumah Sebagai Nilai Jaminan
6. Tidak teratur
Pada tahap ini, merupakan sikap ceroboh yang mungkin bisa terjadi pada Anda. Ketidakteraturan tentu membuat Anda tidak bisa mengontrol keuangan Anda.
Selain Anda harus mengatur waktu Anda, agar teratur dan fokus pada kedua pekerjaan, Anda juga harus mengatur keuangan Anda.
Pisahkan uang pribadi dengan uang penjualan, agar tidak terpakai satu sama lain. Keteraturan dalam memisahkan dan mengelola keuangan menjadi salah satu cara Anda, agar bisa menggunakan uang berdasarkan semestinya.
Bila perlu gunakan beberapa rekening untuk memisahkan uang usaha sampingan dan pribadi.
Perlu keseimbangan untuk dua fokus
Itulah hal-hal yang bisa menyebabkan usaha rumahan mengalami kebangkrutan. Untuk bisa membangun dua fokus, memang diperlukan komitmen yang kuat dalam mengerjakan dua hal tersebut, yaitu pekerjaan utama dan usaha rumahan yang dijalani.
Lakukan usaha sampingan dengan santai tetapi pasti, sesuaikan dengan minat Anda dalam mengambil bidang usaha. Menjalankan usaha rumahan, juga merupakan langkah yang tepat untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak.
Anda bisa menawarkannya kepada rekan kerja, sehingga sambil Anda tetap bekerja tetapi juga menjajakan produk. Baca Juga: Mengenal Kartu Kredit, Serta Hak dan Tanggung Jawab Pemiliknya


Jumat, 29 April 2016

Lima 'Soft Skill' yang Dibutuhkan Pimpinan Sukses

VIVA.co.id – Para pemimpin yang sukses di belahan dunia manapun tidak hanya menguasai keterampilan teknis (Technical skil) di bidangnya. Tapi juga mereka secara persuasif ahli mengendalikan situasi dan kondisi dan menempatkan dirinya dengan tepat di lingkungan pekerjaannya (soft skil).  Pada umumnya, soft skil dikenal sebagai keterampilan interpersonal. Seperti negosiasi, diplomasi, adaptasi , membangun semangat dan memjaga hubungan baik dengan berbagai pihan. Hal itulah yang tidak sedikit menjadi kunci sukses keberhasilan seorang pemimpin.
Menurut Resourceful Manager, situs yang mendedikasikan dirinya untuk membuat para manajer atau pemimpin untuk lebih efektif menjalankan pekerjaannya, banyak pemimpin yang cerdas dan memiliki kemampuan teknis yang sangat baik. Namun, mereka tidak tidak akli dalam mengeksekusi, karena minimnya soft skil yang dimiliki.
Dilansir dari Business Insider, Kamis 28 April 2016, berikut adalah lima soft skil yang diperlukan para pemimpin untuk menjadi sukses versi Resourceful.
1. Jadi pendengar yang baik
Komunikator yang handal tidak hanya terampil dalam mengartikulasikan pikiran mereka sendiri, tapi mereka juga pendengar yang baik. Pemimpin yang sukses memahami pentingnya mendengarkan pikirandan ide orang lain.
2. Mampu menyampaikan berita buruk
Tidak seorang pun ingin menjadi pembawa berita buruk, tetapi setiap pemimpin tahu bahwa itu semua adalah bagian dari pekerjaannya. Kemampuan untuk menyampaikan berita malang dengan bijaksana adalah yang membuat pemimpin itu sukses.
3. Berani berkata tidak
Dalam setiap posisi kepemimpinan, mengatakan tidak untuk ide-ide karyawan adalah bagian besar dari pekerjaan. Kemampuan mengubah orang menjadi tidak sensitif itu keahlian yang harus dimiliki pemimpin.
4. Negosiasi
Kebanyakan pemimpin bernegosiasi sepanjang harinya, dengan klien, karyawan, teman-teman dan keluarga. Negosiator yang sukses adalah yang tetap adil dan perhatian dengan keinginan orang lain sambil mendorong apa yang mereka inginkan.
5. Menghubungkan pemangku kepentingan
Hubungan baik antara manajer dan karyawan, dibutuhkan dan merupakan hal yang penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang kohesif dan produktif.
(mus)