Ternyata persoalan menentukan teknik analisis data tidak hanya persoalan yang dialami mahasiswa, akan tetapi juga oleh dosen. Awal bulan ini saya dapat klien seorang mahasiswa S3, beliau mengaku binggung bagaimana menganalisis data.
Dari pembicaraan itu, kemudian kami terlibat diskusi mengenai desain dan analisis data. Diskusi agak tersendat karena beliau tidak mau menunjukkan proposal. Dan lagi ditanyain hipotesisnya seperti apa juga tidak dijawab dengan jelas. Akhirnya kami berdiskusi dengan hasil yang produktif. Kami menyepakati untuk memakai teknik analisis tertentu untuk melakukan analisis datanya.
Dari diskusi tersebut, beliau berterimakasih karena telah dibantu untuk menemukan teknik analisis yang relevan. Dari kasus tersebut menunjukkan peran data analyst cukup signifikan, sebagai tenaga ahli yang membantu pengambilan keputusan. Mereka bagaikan kamus berjalan yang siap menjawab pertanyaan yang menginginkan berkonsultasi.
Peran tenaga analyst sangat membantu dalam menyingkat waktu karena jika mereka mempelajari sendiri teknik statistik yang relevan, belum tentu mereka akan dapat dengan tepat memilih teknik analisis yang relevan. Tidak jarang mereka tetap salah dalam menentukan teknik analisis yang digunakan, meski telah belajar sekian waktu sampai harus lembur. Bahkan, sebagian dari mereka pun, telah belajar berhari-hari bahkan berminggu-minggu untuk mempelajari akan tetapi tetap tidak dapat menentukan teknik statistik yang relevan.
Peran tenaga analyst sangat membantu dalam menyingkat waktu karena jika mereka mempelajari sendiri teknik statistik yang relevan, belum tentu mereka akan dapat dengan tepat memilih teknik analisis yang relevan. Tidak jarang mereka tetap salah dalam menentukan teknik analisis yang digunakan, meski telah belajar sekian waktu sampai harus lembur. Bahkan, sebagian dari mereka pun, telah belajar berhari-hari bahkan berminggu-minggu untuk mempelajari akan tetapi tetap tidak dapat menentukan teknik statistik yang relevan.