Tampilkan postingan dengan label Kuantitatif. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kuantitatif. Tampilkan semua postingan

Jumat, 16 Desember 2011

SEM Full Model Menggunakan Lisrel 8.8

Model persamaan struktural (structural equation modelling-SEM) merupakan pengembangan dari analisis regresi. Jika pada analisis regresi kita hanya menguji satu persamaan saja, maka dengan SEM kita dapat menguji beberapa persamaan secara langsung dan simultan. Analisis ini sudah banyak digunakan oleh mahasiswa dari S1, S2 maupun S3. Jika dahulu banyak digunakan di ilmu-ilmu perilaku, maka sekarang ini penggunaannya sudah banyak digunakan di ilmu ekonomika, kelautan, pertanian, teknik dan lain-lain.
Untuk melakukan analisis SEM, kita dapat menggunakan software diantaranya: AMOS dan Lisrel. Program ini adalah yang paling banyak digunakan. AMOS saat ini sudah sampai pada versi 19 sedangkan Lisrel versi 8.8.
Umumnya dalam menganalisis SEM, kita mulai dengan melakukan analisis CFA kemudian dilanjutkan dengan full model. Fungsi dari CFA adalah untuk menyeleksi variabel yang dimasukkan melalui validitas dan reliabilitasnya. Setelah didapatkan hasil CFA yang bagus, kemudian dilanjutkan ke uji full model.
Berikut contoh hasil analisis full model dengan menggunakan software Lisrel 8.8


Rabu, 02 November 2011

Statistik Parametrik dan Non Parametrik

Telah diketahui bersama bahwa dalam statistik inferensial kita mengenal ada dua pendekatan untuk melakukan analisis data. Pertama adalah statistik parametris dan statistik non parametris. Dalam statistik parametris akan terdapat asumsi-asumsi yang mendasari digunakannya rumus yang tergabung dalam kelompok parametris. Asumsi-asumsi untuk beberapa rumus statistik berbeda-beda. Dalam model analisis regresi secara umum ada 5 asumsi yang disebut dengan asumsi klasik yakni: normalitas, linieritas, multikolinieritas, heteroskedastisitas, autokorelasi.

Statistika non parametris diciptakan sebagai alternatif yang dapat digunakan jika peneliti/analis mengalami berbagai keterbatasan. Keterbatasan yang dimaksud dapat berupa tidak terpenuhinya asumsi parametris. Contohnya adalah keterbatasan sebaran data yang tidak normal, tidak homogen maupun asumsi-asumsi lain.  Teknik non parametris cocok digunakan untuk jumlah sampel yang kecil maupun karena tidak dapat diketahui parameter populasi.  Statistik non parametris bekerja tidak berdasarkan atas parameter estimasi dari populasi, seperti rerata, simpangan baku maupun varian. Karena keterbatasan-keterbatasan dimaksud maka sampai saat ini analisis statistika yang banyak dipakai adalah statistika parametris.

Jumat, 14 Oktober 2011

DASAR –DASAR PENELITIAN BISNIS

A.    Definisi Penelitian Bisnis
Penelitian adalah penggunaan cara yang ilmiah untuk mendapatkan informasi yang benar. Penelitian disebut ilmiah jika dapat memenuhi beberapa syarat. Sistematis, artinya langkah–langkah yang ada dalam penelitian mempunyai struktur yang baik. Logis, dapat dipertanggungjawabkan secara akal sehat manusia. Empiris, adalah mengkaji hal yang nyata ada dalam permasalahan nyata/kelihatan.
Dunia penelitian telah berkembang pesat pada semua sendi kehidupan dewasa ini. Mulai dari bidang science, teknologi, sosial, olah raga, kesehatan, ekonomi, manajemen dan bisnis. Dunia bisnis pada akhir akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesar dalam aplikasi riset bisnis dalam aktivitasnya. Sekarang ini banyak lembaga konsultasi manajemen yang menggunakan teknik penelitian sebagai dasar pemberian konsultasinya, misalnya MARS, Frontier, Markplus, Accenture, Mc Kansey, sampai lembaga intra kampus seperti FE UI, FE UGM dll.
Penelitian, biasa disebut riset sehingga uraian selanjutnya akan menggunakan kata riset, dalam dunia bisnis dapat didefinisikan sebagai proses pengumpulan, pencatatan, dan analisis data yang sistematik dan obyektif untuk membantu dalam pembuatan keputusan bisnis. Tugas utama riset bisnis adalah mendapatkan informasi yang akurat yang akan digunakan dalam pembuatan keputusan bisnis. (Dermawan Wibisono, 2000:3).

B.     Tipe – Tipe Penelitian Bisnis

Ada banyak jenis tipe/jenis riset yang dikenal dalam metodologi penelitian, mulai dari deskriptif hingga eksperimen. Khusus untuk riset bisnis yang biasa digunakan ada beberapa:
1. Riset eksplaratoris (penjajagan)
Tujuan riset eksplaratoris adalah a) Untuk mendiagnosis situasi, dapat menjawab dengan berbagai alternatif; kondisi kerja, alternatif jenjang karir pegawai, segmentasi pasar b) Penyaringan berbagai alternatif; c) Penemuan berbagai gagasan baru.
 Teknik riset yang dapat dilakukan antara lain; survei pengalaman, analisis data sekunder, studi pendahuluan, studi kelayakan bisnis.
2. Riset deskriptif
Tujuan dari riset deskriptif adalah untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan seperti siapa ?, apa ?, kapan ?, dimana ?. Alternatif teknik yang dapat dilakukan antara lain survei. Sebagai contoh riset ICSA (Indonesia Customer Satisfaction Awards) yang digagas Frontier bertujuan untuk mengetahui produk apa yang paling memberikan kepuasan kepada pelanggan.
3. Riset kausal
Tujuan dari riset ini adalah untuk mendapatkan hubungan sebab akibat, sebesarapa besar hubungan, pengaruh variabel, variabel yang paling dominan, efektifitas,   positioning. Alternatif yang dapat dilakukan adalah teknik ex post fakto dengan data primer maupun sekunder.



Referensi:
Dermawan Wibisono (2000) Riset Bisnis Yogyakarta: BPFE
Dindin Kusdinar (2002) Marketing Research, workshop diselenggarakan oleh Hima statistika UGM dengan AC Nielsen tanggal 22 September 2002

Jumat, 01 Juli 2011

Pengukuran dalam penelitian kuantitatif


Pengukuran merupakan tahapan paling penting dalam penelitian kuantitatif. Alasannya adalah karena alat analisis kuantitatif tidak dapat membedakan data yang dimasukkan benar atau salah. Alat analisis kuantitatif adalah statistic yang mengenal prinsip “garbage in garbage out” atau masuk sampah keluar juga sampah, sehingga peneliti harus memastikan bahwa data yang dimasukkan adalah benar baik.
         Agar data yang didapatkan benar-benar baik maka dibutuhkan desain instrumen yang baik pula. Dalam menyusun instrumen dijabarkan dari definisi operasional sampai scoring yang akan diberikan untuk tiap jawaban. Scoring jawaban responden juga merupakan bagian tidak terpisahkan dari instrumen. Agar instrumen dapat mengukur dengan tepat maka dibutuhkan pengetahuan teknik dasar penyusunan instrumen, penguasaan definisi variable secara konseptual, pengetahuan keadaan lapangan dan diskusi dengan para ahli yang berkompeten.
Pembahasan akan dimulai dari mendefinisikan variable. Variable secara bahasa dapat dikatakan sebagai ubahan atau sesuatu yang dianggap dapat berubah. Variable dalam  pengertian metodologi penelitian adalah sifat, karakteristik, perilaku yang dapat diukur untuk dipelajari dengan metode ilmiah. Sering peneliti harus melakukan reduksi untuk mendapatkan pengertian sebuah variable.
          Pengukuran variable dimulai dari mendefinisikan variable dengan sejelas mungkin, proses ini dinamakan dengan definisi operasional. Definisi operasional tidak harus berdasarkan pada salah satu teori tertentu tetapi dapat dibentuk dari kompilasi dari teori yang ada. Definisi operasional akan berguna untuk membatasi penafsiran sidang pembaca sekaligus untuk menjabarkan variabel menjadi faktor/indikator. Tahapan selanjutnya adalah menentukan lagi penjelas dari faktor dimaksud.