Tampilkan postingan dengan label Action research. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Action research. Tampilkan semua postingan

Selasa, 29 April 2014

Unit Analisis

Beberapa saat yang lalu, ada seorang mahasiswi yang konsultasi dengan saya. Permasalahan yang diungkap adalah tentang unit analisis. Variabel independen diukur dengan kuesioner yang diisi seluruh karyawan, sedangkan data variabel Y diukur dengan kinerja karyawan secara time series selama  tahun terakhir. Hal ini adalah kesalahan.
Ternyata persoalan ini juga masih ditemui pada mahasiswa S2 dan sebagian masih dilakukan oleh dosen yang sudah berpendidikan S2. Hal ini menunjukkan hal yang tidak mudah. Padahal umumnya pada kuliah metodologi penelitian, sudah diajarkan keselahan-kesalahan yang masih dilakukan oleh para mahasiswa S1 dulu. Tapi tetap saja ada yang salah.

Minggu, 03 November 2013

Statistika bukan hanya persoalan mahasiswa S1/D3

Persoalan statistik tidak hanya menjadi persoalan mahasiswa yang kuliah di level S1 saja. Para mahasiswa S2 dan S3 pun juga sering kali mengalami persoalan dalam menentukan teknik statistik yang akan digunakan ataupun bagaimana teknis melakukan analisis data.

Hal ini disebabkan karena kurangnya latihan berbagai rumus dalam aplikasi statistik. Untuk itu, diperlukan latihan yang cukup sehingga mereka dapat mengidentifikasi rumus-rumus yang digunakan.

Umumnya mereka pernah mengetahui, maklum dari s1 sampai s3 materi statistik hampir sama aja. Akan tetapi karena jarang dipakai, maka hal itu menyebabkan mereka lupa atau tidak bisa memilih teknik analisis apa yang tepat. Oleh karena itu jika ingin belajar seharusnya banyak latihan untuk memecahkan soal-soal atau kasus.

Selain banyak belajar dan latihan, terkadang diperlukan instruktur yang dapat memberikan materi sehingga lebih memudahkan belajar. Kontak kami untuk mendapatkan instruktur pelatihan atau privat tentang metode statistika.

Kamis, 26 September 2013

Ketika Tidak Signifikan (2)

Saat kita menemukan hipotesis penelitian kita tidak signifikan, seakan telah tamat lah penelitian kita. Dan sampai-sampai beberapa orang harus mengorbankan idealismenya untuk membuatnya menjadi signifikan. Menyambung tulisan saya sebelumnya di blog ini, tidak signifikan sebenarnya bukanlah musibah terbesar, akan tetapi cobaan semata. Dalam edisi pertama, saya contohkan bahwa seorang promovenda masih bisa mendapatkan nilai A dan lulus dengan cumlaude meski ada beberapa hipotesis tidak signifikan.

Tidak hanya level S3, di S2 ataupun S1 juga banyak contoh mereka yang mendapatkan nilai A. Tidak hanya di level tugas akhir, di sebuah kompetisi penelitian pun, ada juga pemenang kejuaraan yang ternyata tidak meningkat perolehan nilai yang dihipotesiskan.

Kasus-kasus tersebut menunjukkan bahwa penilaian sebuah penelitian tidak hanya dari diterima atau ditolaknya hipotesis alternatif, tetapi dari overall performance. Dalam penilaian penelitian (skripsi, tesis, disertasi) terbagi menjadi unsur metodologi, penyajian presentasi sampai ketepatan menjawab presenter. Dalam metodologi pun, banyak penilaian yang dapat mendongkrak perolehan nilai.

Beberapa tips yang diberikan oleh Dr. Samsul Hadi ketika hipotesis alternatif kita tidak signifikan adalah: pertama cek ricek lagi metodologi yang digunakan (harus sudah benar), perbanyak diskusi hasil penelitian dengan menunjukkan data-data lapangan sehingga dapat menjelaskan mengapa itu terjadi, kemukakan teori yang relevan dengan pembahasan sehingga mendukung argumen yang kita bangun.