Oleh :
Rochimawati
VIVA.co.id – Berbisnis
melalui wirausaha mandiri bisa dilakukan sebagai terobosan untuk
menyangga keuangan yang awalnya cuma berasal dari pekerjaan utama.
Seseorang yang bekerja sebagai karyawan atau pegawai baik swasta maupun
negara bisa memulai usahanya sendiri dengan modal yang berasal dari
hasil pekerjaan utamanya tadi.
Sebagai calon pengusaha yang akan berkecimpung di dunia usaha, perlu
tambahan ilmu agar tidak mengalami kegagalan di awal usaha. kebutuhan
akan modal dalam mengawali usaha juga cukup penting, tapi bukan sesuatu
yang utama. Modal bisa diperoleh dari tabungan pribadi, bisa pula dari
pinjaman. Kendala jumlah modal harapannya jangan sampai menjadi suatu
masalah yang menghambat dalam merintis usaha baru.
Bagi yang sedang berada dalam langkah awal memulai usaha, perlu
dilakukan pengaturan keuangan yang disiplin agar bisa diketahui sejauh
mana efektivitas penggunaan modal serta tingkat omzet penjualan.
Usaha dengan modal kecil bisa jadi memiliki omzet besar jika kegiatan
usaha benar-benar digeluti dengan baik, termasuk dalam hal pengaturan
dan pengelolaan keuangan di dalamnya. Ada beberapa tips tentang cara
mengatur keuangan dalam berwirausaha, terutama bagi mereka yang baru
saja berposisi sebagai calon pengusaha atau pengusaha baru.
1. Mengatur modal dan sumber daya
Modal bisa berupa uang atau selain uang. Untuk memulai usaha,
ketersediaan modal memang sangat diperlukan. Modal uang biasanya
digunakan untuk membeli bahan baku dan peralatan yang dibutuhkan untuk
berjalannya usaha.
Kebutuhan akan modal memang lebih baik diambil dari modal sendiri
agar tidak ada risiko berutang kepada pihak lain. Namun jika memang
dirasa sangat penting, maka bisa diambil jalan meminjam dari pihak lain,
bisa keluarga, teman, bank.
Untuk modal selain uang biasanya berhubungan dengan ilmu atau
pengetahuan sebagai dasar-dasar bisnis. Selain itu sumber daya yang
penting dalam menjalankan usaha adalah kemampuan dalam hal menjual atau
mempromosikan produk yang akan dilempar ke pasaran. Tanpa hal ini, roda
usaha tidak akan berputar.
2. Memisahkan uang bisnis dan pribadi
Pemilik usaha juga berperan sebagai pekerja dalam usaha yang
dijalankan. Oleh karena itu, pemilik usaha tetap harus memberikan
alokasi keuntungan untuk menggaji dirinya sendiri. Dengan sistem seperti
ini maka pelaku usaha hanya akan membelanjakan uang dari gajinya saja
untuk urusan pribadi. Besar kecilnya gaji untuk pemilik usaha tergantung
keuntungan usaha.
3. Membangun dana darurat
Sebelum memulai bisnis, calon pengusaha hendaknya memiliki cadangan
dana darurat, jika sewaktu-waktu ada hal-hal yang tidak diinginkan dalam
usaha datang, contoh yang terburuk adalah kegagalan. Hal ini penting
untuk memastikan tidak semua aset yang dimiliki terikat dalam bisnis.
Jika ada kegagalan, maka masih ada dana talangan untuk menjalani
kehidupan berikutnya.
4. Mengelola arus kas
Sangat penting untuk punya rencana keuangan sehingga tidak kehabisan
uang tunai dan harus menutup bisnis. Catatan keluar masuk uang secara
riil. Isinya hanya catatan uang keluar dan masuk dari berbagai pos.
Catatan keuangan bisnis yang terpisah seperti ini dimaksudkan agar
keuangan usaha dapat dengan mudah terpantau dan tercatat rapi sehingga
dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Selain itu, pemilik usaha
akan tahu jelas seberapa besar aset usaha yang dimilikinya, seberapa
besar keuntungan dan lain sebagainya, sehingga tahu perkembangan usaha
yang didirikannya.
Baca Juga:
Cara dan Langkah-Langkah Cek Saldo BPJS Ketenagakerjaan
5. Memanfaatkan pihak ketiga atau menggunakan software
Untuk membantu pencatatan keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan karyawan (pihak ke-3). Bisa pula menggunakan
software
manajemen keuangan sederhana, contoh sederhana menggunakan excel. Hal
ini akan lebih menghemat waktu dan pekerjaan anda daripada menggaji
seorang akuntan.
6. Tanpa kantor
Untuk mengurangi beban modal, usaha bisa dijalankan tanpa sewa kantor. Jika memungkinkan, bekerja di luar kantor atau di rumah.
7. Berpikir selain uang
Untuk meningkatkan omzet usaha, perlu dilakukan pula meningkatkan
kepuasan pelanggan dan layanan. Kepuasan konsumen secara tidak langsung
berdampak dalam meningkatkan bisnis.
8. Komitmen dan disiplin
Hal penting agar usaha dan mengelola keuangan tersebut bisa berjalan
adalah komitmen dan disiplin. Ini berhubungan dengan etos kerja, dan
komitmen dalam menjalankan konsep keuangan usaha.
Memulai usaha
Jika semuanya bisa dilakukan, maka pengelolaan keuangan berarti bisa
berjalan sebagaimana mestinya. Meskipun bukan jaminan utama bisnis akan
sukses dan berhasil, namun setidaknya sudah dikelola dengan baik, demi
berjalannya usaha menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.