Di kota-kota besar di Indonesia sudah mahfum bagi kita untuk bertemu kemacetan lalu lintas. Bahkan dapat dikatakan dimana-mana di Indonesia sudah ada kemacetan lalu lintas. Pun di kota kecil. Akan tetapi hal ini hampir tidak pernah saya lihat di kota ini, Sydney Australia. BOleh dikatakan jalanan di sini begitu lenggang, dibandingkan dengan di Indonesia.
For your information, jumlah mobil di Australia adalah salah satu yang tertinggi di dunia. Dari 1000 orang di Australia, 800 diantaranya punya mobil. Tidak heran satu keluarga memiliki tiga mobil sekaligus. Hal ini disebabkan harga mobil di sini murah dibandingkan dengan pendapatan masyarakat.
Harga mobil bekas di sini mulai dari AU$2.000 saja. Sedangkan Rata-rata gaji bersih tiap karyawan AU$3500 tahun 2021. Artinya, setiap bulan (empat minggu) pun orang di sini mampu untuk beli mobil. Hal ini masih ditunjang dengan banyaknya tempat parkir mobil yang dapat digunakan warga. Jalanan adalah tempat parkir gratis bagi warga. Hampir di Sepanjang jalan kita dapat parkir mobil.
Apa yang menyebabkan kemacetan di kota ini tidak separah di Indonesia?
Menurut pengamatan saya, ada beberapa perbedaan jalanan di sini dengan di kota kami. Pertama, jalanan di sini banyak sekali. Atau panjang jalan di sini sangat lah panjang. Hampir tiap dua bangunan apartemen dibatasi dengan satu buah jalan. Sehingga ada banyak alternatif jalan uyang dapat ditempuh jika ingin menuju ke suatu tempat. Beban lalu lintas tidak menumpuk di salah satu jalan saja.
Kedua, biarpun banyak sekali mobil tetapi transportasi publik cukup dapat diandalkan. Sehingga banyak orang yang meninggalkan mobilnya untuk beralih ke transportasi publik. Hal ini diperparah dengan adanya kebijakan mahalnya biaya parkir di suatu kantor. Misalnya di universitas UNSW, banyak staff dan dosen yang memilih naik transportasi publik berupa tram ataupun bus. Di sini, tidak peduli siapapun, harus bayar parkir bila mereka ingin membawa mobil ke kampus.
KETIGA, Pelayanan on-line yang dapat diandalkan. Dari pelayanan pemda, toko/supermarket, sampai rumahsakit, tersedia pelayanan via on-line. On-line di sini benera, jadi ya tidak perlu lagi datang untuk mendapatkan pelayanan. Hal ini berbeda dengan di Indonesia yang sudah on-line tetapi harus datang untuk mendapatkan pelayanan. On-line-nya tidak beneran.
