Minggu, 19 Juni 2016

Ternyata kita lebih takut tidak barokah dibandingkan melakukan suatu perbuatan dosa

Oleh: Agus S Kartajaya
Tidak sulit bagi pembaca untuk tersentuh dengan sebuah tulisan yang ditulis salah seorang motivator dan pengusaha di Yogyakarta, Saptuari. Tulisan tersebut berkisah tentang kebarokahan rejeki. Al kisah, ketika ada di area parkir, si petugas parkir membebankan biaya parkir lebih dari tiga kali lipat dari tarif seharusnya. Menghadapi hal itu, petugas parkir segera diingatkan tentang kebarokahan. Al hasil, si petugas parkir pun mengembalikan kelebihan tarif dari yang seharusnya. Ternyata kita takut untuk mendapatkan rejeki yang tidak barokah. 

Lucu sekaligus heran saat saya membaca berita razia cipta kondisi di suatu daerah. Daerah tersebut menggelar razia PSK di berbagai hotel/penginapan. Hasilnya, Tertangkap seorang PSK yang melayani lelaki hidung belang yang si PSK mengaku masih menjalankan puasa sampai saat itu (sehabis bercinta dengan pelanggannya). Lucu ya karena orang yang bercinta di siang hari jelas batal puasanya, apalagi bercinta dengan bukan suaminya! jelas-jelas batal puasanya plus mendapatkan banyak dosa. Tentu saja saya heran terhadap wanita ini, karena dia kok bisa mengaku masih puasa? Mungkin jawabannya adalah karena dia "terpaksa" membuat dosa karena takut tak mendapatkan rejeki. Tebakan ini saya dasari fakta dia ingin tetap berpuasa (menjalankan kewajiban) tetapi juga tidak ingin tidak memiliki pendapatan (rejeki). 

Kedua cerita tersebut sama-sama berdosa, akan tetapi ternyata kita lebih takut tidak barokah dibandingkan melakukan suatu perbuatan dosa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar