Sumber Pembuatan
Untuk membuat karya tulis ilmiah yang baik kita perlu persiapkan materi apa yang hendak ditulis. Materi yang ditulis sebaiknya berasal dari aktifitas ilmiah yang telah selesai dilakukan. Dengan kata lain sebenarnya karya tulis ilmiah adalah hasil suntingan dari laporan yang telah ada. Laporan ilmiah ini dapat berupa:
§ Hasil penelitian (baik yang dilakukan sendiri maupun penelitian orang lain dengan seijin yang punya).
§ Hasil kerja praktek di lapangan.
§ Hasil praktikum atau pengamatan di laboratorium.
§ Kritik karya tulis ilmiah yang dipublikasikan orang lain.
§ Konsep pemikiran berdasarkan teori tertentu.
Sistematika karya tulis ilmiah dapat berbeda sesuai dengan instansi yang mengadakan lomba/menerima karya tulis ilmiah. Tetapi meskipun terdapat perbedaan sistematika, namun esensi yang dikandungnya adalah sama. Persyaratan untuk memasukkan tulisan pada sebuah jurnal biasanya dilampirkan pada halaman terakhir jurnal yang dimaksud. Hal tersebut memudahkan penulis untuk menyesuaikan dengan format penulisan.
Standar karya tulis ilmiah untuk mahasiswa sudah dibuat oleh Depdiknas. Sistematika karya tulis ilmiah menurut Direktur Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Dikti, diistilahkan dengan Program Kreatifitas Mahasiswa Ilmiah (PKMI/penulisan ilmiah), sebagai berikut;
§ Cover dan lembar pengesahan
§ Naskah yang diawali dengan judul, nama penulis, abstrak dan kata kunci.
§ Jumlah kata dalam abstrak adalah 250 – 300 kata. Jumlah kata kunci istilah 4 – 5 istilah. Abstrak dibuat tiga alinea, alinea pertama berisi latar belakang dan tujuan tulisan, alinea kedua berisi metode penulisan yang dikerjakan, alinea ketiga berisi hasil tulisan dan diskusi.
§ Batang tubuh tulisan;
a. Pendahuluan (Latar Belakang, tujuan, tinjauan pustaka)
-Latar belakang memuat penjabaran tentang permasalahan yang akan ditulis. Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang dapat dilihat oleh penulis.
-Tujuan penulisan memuat apa yang ingin penulis kemukakan dalam karya ilmiah yang dibuat ini.
-Tinjauan pustaka memuat penegasan istilah istilah, penjelasan konsep – konsep, penjelasan tentang materi yang sama menurut pustaka, hasil - hasil penelitian yang relevan, dan hasil penelitian lain.
b. Metode pendekatan (Metode penelitian, pendekatan teoritik, rancangan percobaan, rencana praktik industri, magang dll.)
-Metode Pendekatan berisi cara melakukan penelitian, asumsi yang mendasari, alasan menggunakan metode tersebut, bagaimana metode itu dijalankan. Bagian ini juga berisi garis besar tentang isi makalah/pembahasan.
c. Hasil dan Pembahasan
Sumber data untuk mengemukakan jawaban tujuan pertanyaan karya kita, dapat berasal dari:
· laporan atau hasil penelitian sendiri/oranglain
· hasil praktikum yang telah dilaksanakan
· buku – buku referensi yang telah baku
-Hasil mengemukakan tentang data – data dan ikhtisar tentang permasalahan yangberhubungan dengan tujuan penulisan kita.
-Pembahasan diungkapkan dengan cara:
· menyajikan asas, hubungan, perbedaan, generalisasi yang ditunjukkan data.
· Menunjukkan pengecualian atau keterikatan hasil
· Menunjukkan bagaimana hasil – hasil itu dan tafsirannya yang diperoleh sesuai dengan sumber data
· Penjelasan implikasi teoritis yang mungkin dari kerja yang telah dilakukan, kemungkinan penerapan praktisnya.
· Untuk membuat lebih menarik dan meyakinkan pembaca sajikan tabel, diagram, grafik dll.
d. Kesimpulan dan Saran
Sajikan kesimpulan sesuai dengan bahasan yang telah dilakukan, jangan memberi kesimpulan yang tidak berdasar pada pembahasan. Saran harus diberikan secara jelas dan operasional. Jika diperlukan saran dapat langsung “tunjuk hidung”.
e. Daftar pustaka adalah referensi yang telah kita pakai.
Sistematika diatas belum termasuk persyaratan penulisan, tata letak tulisan, penomoran, pengutipan, penulisan daftar pustaka dll. Ini akan kita dapatkan di pedoman PKMI.
Teknik Penyuntingan
Penyuntingan dapat dimaknai sebagai menuliskan kembali hasil-hasil yang telah didapatkan dari hasil penelitian/penyelidikan. Penulisan kembali ini tentu berbeda dengan teknik menulis laporan penelitian/penyelidikan. Perbedaan itu terletak setidaknya pada sistematika maupun gaya bahasa. Tentang sistematika telah kita bahas pada subbab C sehingga tidak perlu lagi dibahas.
Gaya bahasa dalam karya tulis ilmiah lebih fleksibel. Bahasa baku digunakan lebih fleksibel dan tidak kaku. Penulis dapat memasukkan unsur argumentatif maupun eksposisi tanpa kehilangan obyektifitas. Hal ini berbeda dengan gaya bahasa ilmiah baku yang tegas, kaku, detail dan terstandarisasi.
Ketrampilan membuat karya tulis akan dapat berkembang dengan baik jika kita mau sering berlatih. Cara berfikir kritis analitis dapat dikembangkan jika Anda semakin banyak menulis, terutama karya tulis ilmiah populer. Dalam karya tulis populer Anda tidak perlu melakukan penelitian/penyelidikan tetapi Anda dapat menuliskan refleksi pengamatan sehari-hari, penerungan terhadap suatu masalah maupun konsep untuk memecahkan masalah.
Agar tetap termotivasi ada baiknya membentuk kelompok diskusi yang mempunyai minat yang sama. Disana sharing ide dan kesulitan penulisan akan semakin memantapkan pemahaman akan karya tulis ilmiah. Motivasi untuk menulis merupakan salah satu kunci keberhasilan menulis. Jika Anda tidak mempunyai motivasi yang tinggi untuk menulis Anda akan kesulitan untuk memulai.
Selamat mencoba!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar