Saat itu hari sudah menjelang sore, ketika saya hendak berkemas pulang dari kantor Grha Statistika. Sekedar catatan, saya setiap hari bekerja membantu jasa olahdata di Jalan Kaliurang, Yogyakarta. Sekonyong-konyong datang seorang mahasiswi S3 dan langsung berhadapan dengan saya. Kata-kata pembuka beliau adalah "waduh saya beberapa kali ke sini tetapi sudah tutup terus". Ternyata ibu ini datang di luar jam kerja kami, jadi ketlisipan (tidak ketemu).
Langsung setelah ice breaking itu, si ibu mengutarakan keinginannya. Beliau menunjukkan coretan dari promotornya yang membuat beliau tidak bisa tidur nyenyak dan makan enak :). Catatan itu berbunyi "kenapa tidak diuji memakai statistik monovariat?".
Istilah ini memang amat jarang dipakai, bahkan belasan tahun saya bergelut dengan olahdata statistik, baru sekali ini saya mendengarnya.
Jika kita googling pun, dengan kata kunci statistik monovariat, tidak akan ditemukan. Luar biasa bukan?
Setelah saya renungkan beberapa saat, mono sinonim dengan kata satu atau uni, sedangkan variat disinonimkan dengan kata variabel. Setelah digabungkan, ketemu!
Saya langsung merekomendasikan si ibu untuk memakai teknik analisis statistik univariat untuk menjawab pertanyaan promotor beliau. Teknik apa yang saya rekomendasikan? bagaimana perbedaan univariat, bivariat serta multivariat? akan bersambung pada tulisan saya berikutnya :)
Setelah saya renungkan beberapa saat, mono sinonim dengan kata satu atau uni, sedangkan variat disinonimkan dengan kata variabel. Setelah digabungkan, ketemu!
Saya langsung merekomendasikan si ibu untuk memakai teknik analisis statistik univariat untuk menjawab pertanyaan promotor beliau. Teknik apa yang saya rekomendasikan? bagaimana perbedaan univariat, bivariat serta multivariat? akan bersambung pada tulisan saya berikutnya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar