Korelasi biserial digunakan untuk menguji korelasi antara data
dikotomi dengan data numerik. Data dikotomi sebagai variabel bebas (X)
dan data numerik sebagai variabel terikat (Y). Dalam hal ini kita
berurusan dengan data yang berbentuk dikotomi.
Perlu dicermati bahwa data sama-sama dikotomi, misalnya skor 0 dan 1 namun maknanya bisa berbeda. Yang satu bersifat non kontinum seperti jender (laki-laki =0 & perempuan =1) yang satunya bersifat kontinum (jawaban salah=0 & jawaban benar=1). Korelasi Biserial tepat untuk data kontinum sedangkan korelasi poin biserial untuk data non kontinum.
Untuk menganalisis data korelasi biserial atau point biserial dapat dilakukan dengan software Iteman, SPS, SPSS maupun dihitung secara manual. Jika menggunakan Iteman ataupun SPS maka dapat langsung di-run dari menu yang ada. Apabila ingin menggunakan program SPSS maka dapat dilakukan dengan menuliskan syntax.
Perlu dicermati bahwa data sama-sama dikotomi, misalnya skor 0 dan 1 namun maknanya bisa berbeda. Yang satu bersifat non kontinum seperti jender (laki-laki =0 & perempuan =1) yang satunya bersifat kontinum (jawaban salah=0 & jawaban benar=1). Korelasi Biserial tepat untuk data kontinum sedangkan korelasi poin biserial untuk data non kontinum.
Untuk menganalisis data korelasi biserial atau point biserial dapat dilakukan dengan software Iteman, SPS, SPSS maupun dihitung secara manual. Jika menggunakan Iteman ataupun SPS maka dapat langsung di-run dari menu yang ada. Apabila ingin menggunakan program SPSS maka dapat dilakukan dengan menuliskan syntax.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar