Minggu, 23 November 2014

Odds Ratio

Odds rasio banyak digunakan pada ilmu epidemiologi. Sebagian riset epidemiologi ditujukan untuk mengetahui kekuatan pengaruh suatu variabel paparan (exposure) terhadap risiko penyakit (outcome). Odds Rasio (OR) dan Risiko Relatif (RR) menunjukkan besaran kekuatan hubungan paparan-penyakit. Risiko Relatif merupakan rasio antara risiko terkena penyakit pada kelompok yang terpapar (exposure) dan risiko terkena penyakit pada kelompok yang tidak terpapar (non-exposed).

Berikut contoh analisis dengan SPSS.

Uji signifikansi menggunakan nilai Chi-Square, dimana pada tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan. Hal ini dapat diketahui dari nilai Pearson Chi-Square dengan signifikansi 0,001 sehingga <0,05. Karena signifikansi <0,05 maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan antara pendapatan dengan status gizi.
Uji Pearson Chi-Square digunakan dengan syarat jika terdapat kurang dari 20% cells mempunyai expected count kurang dari 5. Sedangkan jika expected count terdapat lebih dari 20% cell kurang dari 5 maka digunakan nilai Fisher’s Exact Test.

Nilai OR sebesar 3,532 yang berarti bahwa risiko gizi normal pada orang berpenghasilan 1-2 juta/bulan lebih besar 3,532 dibandingkan orang yang berpenghasilan >2 juta/bulan. Untuk mengetahui apakah nilai OR ini signifikan, maka kita perlu melihat nilai 95% Confidence Interval (CI), dimana nilai berkisar antara 1,643-7,596. Kriteria yang digunakan adalah jika nilai CI tidak memuat nilai nol maka OR dinyatakan bermakna. Hasil tersebut menunjukkan bahwa CI tidak memuat angka nol sehingga dapat disimpulkan nilai OR signifikan atau bermakna.
 

Asiknya penelitian kuantitatif

Bulan ini saya menyelesaikan proses pengambilan data sekaligus laporan proyek penelitian. Penelitian didesain menggunakan survey. Survey termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif, proses pengambilan data sangat mudah dan sangat cepat. Untuk mengambil 257 responden, hanya diperlukan waktu selama tiga minggu. Untuk proses entry data sampai dengan laporan penelitian selesai hanya butuh waktu satu minggu saja.
Hal ini tentu beda jika kita menggunakan jenis/pendekatan penelitian lain. Bagaimanapun, lebih asik penelitian kuantitatif.

Sabtu, 27 September 2014

Antiklimaks

Akhir-akhir ini produk otomotif di negeri mengeluarkan produk penyegaran. Honda Jazz, Toyota Yaris, Hyundai dan sebagainya mengeluarkan produk penyegaran dari produk mereka. Akan tetapi apa yang kita lihat justru suatu antiklimaks dari produk penyegaran sebelumnya. Bisa kita lihat bahwa produk baru ini justru oleh sebagian orang dianggap lebih jelek (desainnya) dibandingkan produk sebelumnya.

Jumat, 15 Agustus 2014

Lagi, ada kegalauan korelasi atau komparasi.

Para peneliti, khususnya mahasiswa, dari jurusan ilmu-ilmu kesehatan masih ada yang mengalami kegalauan untuk memilih teknik analisis dalam kelompok korelasi atau komparasi? teknik analisis yang jadi alternatif misalnya ingin korelasi Spearman, Gamma, Lamda, atau Chi Square?

Seperti kita tahu bahwa  Spearman, Gamma, Lamda merupakan teknik korelasi, sedangkan Chi Square merupakan teknik uji beda atau komparasi.

Kamis, 24 Juli 2014

Error (Kesalahan) Metode Eksperimen

Ciri lain eksperimen adalah pemilihan subyek/sampel secara acak. Pemilihan subyek/sampel secara random acak ini penting sekali untuk memastikan bahwa kelompok yang terbentuk adalah sama pada saat awal dimulainya eksperimen. Tidak ada aturan baku berapa jumlah subyek/sampel dalam satu kelompok, tetapi kebanyakan peneliti menggunakan kurang dari 40 subyek/sampel tiap kelompok (Fraenkel&Wallen, 1993: 244).
Dengan pemilihan subyek secara acak, maka penelitian eksperimen masuk ranah kuantitatif, karena akan memakai rumus statistik yang pada ujungnya adalah generalisasi. Hal ini berbeda dengan action research yang sama-sama memberi perlakuan (tindakan) tetapi tidak harus diambil dari subyek yang random. Penulis menemukan buku yang memasukkan penelitian tindakan ke dalam ranah penelitian kualitatif (Esterberg, 2002: 135).
Penelitian eksperimen selama ini diidentikkan dengan penelitian laboratorium, karena penggunaannya dalam ilmu social masih banyak kendala. Kendala-kendala ini dalam penelitian eksperimen ini menyebabkan terjadinya “kesesatan” atau kesalahan yang menyebabkan eksperimen “gagal” seperti kesalahan tipe S, G, maupun R.
Teknik untuk mengeliminasi eror yang berkaitan dengan karakteristik subyek (Fraenkel&Wallen, 1993: 244-245).
1.   Pengambilan sampel secara random.
2.   Mengambil variabel yang tentu konstan. Menghilangkan efek yang mungkin dari variabel dengan menghilangkan variabel dari penelitian.
3.   Memasukkan variabel dalam model. Dengan memasukkan variabel dalam model maka akan dapat dihitung pengaruhnya dibandingkan dengan variabel lain.
4.   Mencocokan (matching). Mencari kondisi yang relatif sama antar subyek yang dibandingkan. Misalnya mencari umur, kelas, status sosial ekonomi, pendidikan subyek yang relatif sama.
5.   Analisis kovariansi.
Tujuan analisis kovariansi adalah untuk menyamakan kondisi antar kelompok. “analysis of covariance can be used to equate groups statistically on the basis of pretest or other variables (Fraenkel&Wallen, 1993: 245)”.

Senin, 23 Juni 2014

Ciri Penelitian Eksperimen

Dalam sebuah eksperimen, ada beberapa syarat yang harus terpenuhi, yaitu: keacakan sampel (kelompok), sampel yang diambil dari sebaran yang normal atau merepresentasikan populasi, adanya perlakuan terhadap sampel serta adanya kelompok kontrol.
Sampel (Kelompok) harus diambil secara acak karena jika tidak melalui kelompok acak dikhawatirkan akan terjadi bias dalam penyimpulan hasil penelitian. Sebagai contoh, seorang siswa yang sudah pandai dan punya intelegensi tinggi maka tidak sulit untuk membuat dia meningkat prestasi belajarnya, tetapi bagaimana jika diterapkan pada siswa yang kurang pandai? Apakah juga akan ikut meningkat?. Sampel (kelompok) harus diambil secara acak tersebut juga harus mempunyai  distribusi normal. Hal ini sesuai dengan hukum kurve normal yaitu bahwa distribusi data di dunia ini akan mendekati distribusi normal atau berbentuk genta (lonceng). Jika distribusi datanya juling positif atau juling negatif maka dikhawatirkan akan menyebabkan hasil analisis menjadi bias.
Ciri berikutnya adalah adanya perlakuan (treatment) terhadap kelompok yang diteliti. Dalam terminology eksperimen dikenal dengan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok control adalah kelompok yang digunakan sebagai pembanding, biasanya tidak diberikan perlakuan khusus, dibiarkan seperti kondisi sehari-hari (konvensional), ataupun diberi perlakuan yang diduga akan berbeda dengan kelompok yang diberi perlakuan. Sedangkan kelompok eksperimen merupakan kelompok yang diberi perlakuan sesuai dengan bentuk yang diharapkan oleh peneliti. 
Sebagai contoh, seorang peneliti akan melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian pakan udang terhadap kandungan protein pada telur ayam. Dalam hal ini peneliti memilih dua kelompok ayam untuk dijadikan kelompok control dan eksperimen, yakni: kelompok control adalah ayam yang dibiarkan dengan diberi makan seperti sehari-hari, sedangkan kelompok eksperimen adalah ayam yang diberi tambahan makan udang dengan kandungan tertentu. Pemberian pakan tambahan berupa udang ini yang disebut dengan perlakuan (treatment). Dua kelompok ayam tersebut merupakan kelompok yang diambil secara acak dari sejumlah kelompok ayam yang berada di suatu peternakan ayam. Kemudian dua kelompok tersebut perlu diuji apakah berasal dari distribusi data yang normal sehingga dapat mewakili kondisi populasi.