Kamis, 28 Mei 2015

Parametrik atau nonparametrik?

Saat statistika parametrik tidak dapat digunakan, jangan ragu menggunakan statistika nonparametrik.
Bagaimana posisi parametrik dibandingkan dengan non parametrik?

Sabtu, 02 Mei 2015

Sulit memahami statistik? Ikut pelatihannya



Bagi seorang calon peneliti atau peneliti (guru, dosen, analis, peneliti di lembaga penelitian, LSM, perusahaan dll) penguasaan teknik analisis adalah penting. Peneliti tanpa kemampuan menganalisis membuat penelitian yang dilakukan tidak bisa maksimal dalam mengeksplorasi informasi yang tersedia. Teknik analisis terkait langsung dengan metode penelitian yang digunakan. Untuk metode penelitian bisa dibaca di buku-buku yang ada. Untuk teknik analisis, sering kali memerlukan latihan dan diskusi untuk memahaminya. Teknik analisis khususnya kuantitatif dengan statistik memang susah-susah-gampang, diperlukan latihan yang cukup untuk memahaminya.
Karena susah-susah-gampang maka peran fasilitator pembelajaran cukup penting. Fasilitator pembelajaran akan dapat dijadikan tempat untuk berdiskusi dan mengkonfirmasi konsep yang telah dipelajari. Fasilitator pembelajaran juga bagi sebagian orang dapat membuka pintu gerbang pemahaman statistik yang lebih mendalam. Sering kali orang hanya kesulitan di awal saja, setelah itu semuanya lancar.
Fasilitator pembelajaran dapat Anda dapatkan dari berbagai kesempatan, salah satunya adalah acara pelatihan statistik untuk aplikasi analisis data penelitian kuantitatif. Pelatihan statistik yang dikemas berdasarkan paduan antara teori dengan praktek mengoperasionalkan software pantas untuk menjadi pilihan. Hal ini karena saling terkaitnya antara software, statistika dan metode penelitian. Ketika tiga hal itu dikuasai, maka akan lebih mudah Anda untuk memahami statistik.
Ayo segera ikuti pelatihan SPSS tanggal 25 April jam 8.00 di SC UNY. Biaya 90 ribu dengan bonus buku “Cara Mudah Belajar SPSS & Lisrel” karya Prof. Sugiyono. Hubungi kami segera.

Jumat, 03 April 2015

Perlunya manajer keuangan keluarga


Manajer keuangan dalam keluarga. Saya berkesempatan untuk mendengar cerita dari salah seorang rekan. Pasangan suami istri, dimana keduanya merupakan dosen pegawai negeri tetapi merasa selalu kurang dalam pembelanjaan. Boleh dikatakan uang selalu habis, tidak ada yang bisa disimpan.

Salah satu sebabnya karena tidak menabung sejak awal, atau kurang mempersiapkan dana untuk pendidikan, rumah dll pada usia tertentu, saat anak2 sedang kuliah. Mereka tidak mampu melepaskan diri jeratan rutinitas belanja rutin. Untuk itu diperlukan cara berfikir out of the box.

Seperti kata para begawan investasi yang menyatakan untuk menjadi kaya kita harus pintar untuk berinvestasi. Hal ini yang mungkin sudah dianggap benar oleh banyak orang, sehingga menjadi pemicu untuk mendirikan perusahaan investasi. 

Hal ini cukup beralasan karena faktanya memang mereka pemilik perusahaan investasi mampu tumbuh pesat, baik aset ataupun keuntungannya. Berangkat dari sini, muncul pertanyaan haruskah uang kita dikelola oleh perusahaan investasi? Kalau uang kita "sedikit" adakah perusahaan investasi yang mau memutar uang kita?

Penulis teringat akan iklan obat penambah darah di televisi beberapa waktu lalu. Dalam iklan tersebut digambarkan bahwa seorang wanita/ibu rumah tangga adalah sangat aktif karena dia memerankan sebagai: guru les, pengantar anak, chef, hingga manajer keuangan keluarga. Penulis sepakat, jika tiap rumahtangga harus memiliki manajer investasi, istri dapat berperan sebagai manajer investasi, dengan terlebih dahulu berdiskusi dengan suami atau anak yang memiliki wawasan tentang investasi yang baik.

Rabu, 18 Maret 2015

Setiap orang punya potensi unik, kembangkanlah.

Judul tersebut bukan kata-kata saya tapi milik salah satu tokoh idola saya, Hermawan Kartajaya. Kalimat itu semakin menyadarkan saya akan potensi tiap orang yang unik. Setiap orang tidak sama, tapi memiliki bakat, potensi dan kelemahan masing-masing.

Selasa siang kemarin (17/3/2015) saya menghadiri upacara pelepasan pemakaman salah satu profesor saya. Saya adalah salah satu mahasiswa yang tidak puas dengan cara mengajar dan materi yang disajikan beliau. Kalau hendak disambungkan dengan judul tulisan ini, beliau he was not born as a teacher. Dalam upacara itu dibacakan riwayat hidup yang membuat saya semakin sadar bahwa tiap orang memiliki potensi yang unik. Karir beliau mulai dari sekretaris jurusan, ketua jurusan, dekan 2 periode, ketua prodi S2/S3, sekretaris senat hingga ketua senat universitas. Bisa kita rasakan, betapa konsisten dan sistematisnya karir beliau. Beberapa kali dimulai dari sekretaris sebelum menjadi ketua. Sebagai ketua prodi S2/S3 berhasil meraih akreditasi A, yang turun pada periode berikutnya. Sebagai ketua takmir masjid, beliau berhasil melakukan pemugaran dan pengembangan masjid yang sangat mengesankan, hingga menjadi salah satu masjid terbaik di Yogyakarta (dalam kemakmuran masjidnya).

Pencapaian karir seperti itu hanya dapat dicapai oleh orang yang konsisten, stabilitas emosi yang terjaga, dan perjuangan tiada henti. Mungkin dalam pemikiran beliau, harus "magang" dulu sebelum mencapai jabatan tertentu. Ini dapat kita lihat pada beberapa jabatan yang didahului menjadi sekretaris. Ini juga menunjukkan bahwa beliau adalah orang yang sangat menikmati proses pendewasaan. Kematangan suatu kompetensi harus dilatih dengan baik. Begitu juga dengan kematangan dan kompetensi manajerial. Pelajaran lain yang dapat dipetik adalah, untuk menjadi mengerti kita harus menghabiskan banyak waktu untuk mengalami dan mendalami sendiri situasi/tugas yang akan diemban. Seorang manajer memang harus menguasai bidang garapannya secara mendalam sebelum mengambil keputusan-keputusan.

Sekelumit kisah ini menjadi bukti bahwa ada orang yang terlahir sebagai guru (mengajar, memberi masukan/konsultasi, memberi teladan, dan sebagainya) tapi ada juga yang terlahir menjadi pemimpin atau manajer yang handal.

Selamat jalan Prof, ilmu yang engkau berikan adalah amal jariyah, menurut kami.

Selasa, 03 Maret 2015

Buku Panduan Software SPSS dan LISREL

Tersedia buku statistika untuk penelitian dengan aplikasi software SPSS dan Lisrel oleh Prof. Sugiyono dan Agus Susanto. Ukuran kertas 16x24 cm, tebal buku 492 halaman+xxvi. Diterbitkan oleh Alfabeta Bandung. Harga buku Rp.80.000, harga setelah diskon Rp.70.000.
Dapatkan buku ini di toko buku terdekat atau pesan di no pin BB 79B6BF11.