Minggu, 21 Desember 2014

Error (kesalahan) Eksperimen

Salah satu ciri penelitian eksperimen adalah pemilihan subyek/sampel secara acak. Pemilihan subyek/sampel secara random acak ini penting sekali untuk memastikan bahwa kelompok yang terbentuk adalah sama pada saat awal dimulainya eksperimen. Tidak ada aturan baku berapa jumlah subyek/sampel dalam satu kelompok, tetapi kebanyakan peneliti menggunakan kurang dari 40 subyek/sampel tiap kelompok (Fraenkel&Wallen, 1993: 244).
Dengan pemilihan subyek secara acak, maka penelitian eksperimen masuk ranah kuantitatif, karena akan memakai rumus statistik yang pada ujungnya adalah generalisasi. Hal ini berbeda dengan action research yang sama-sama memberi perlakuan (tindakan) tetapi tidak harus diambil dari subyek yang random. Penulis menemukan buku yang memasukkan penelitian tindakan ke dalam ranah penelitian kualitatif (Esterberg, 2002: 135).
Penelitian eksperimen selama ini diidentikkan dengan penelitian laboratorium, karena penggunaannya dalam ilmu social masih banyak kendala. Kendala-kendala ini dalam penelitian eksperimen ini menyebabkan terjadinya “kesesatan” atau kesalahan yang menyebabkan eksperimen “gagal” seperti kesalahan tipe S, G, maupun R.
Teknik untuk mengeliminasi eror yang berkaitan dengan karakteristik subyek (Fraenkel&Wallen, 1993: 244-245).
1. Pengambilan sampel secara random.
2. Mengambil variabel yang tentu konstan. Menghilangkan efek yang mungkin dari variabel dengan menghilangkan variabel dari penelitian.
3. Memasukkan variabel dalam model. Dengan memasukkan variabel dalam model maka akan dapat dihitung pengaruhnya dibandingkan dengan variabel lain.
4. Mencocokan (matching). Mencari kondisi yang relatif sama antar subyek yang dibandingkan. Misalnya mencari umur, kelas, status sosial ekonomi, pendidikan subyek yang relatif sama.
5.  Analisis kovariansi. Tujuan analisis kovariansi adalah untuk menyamakan kondisi antar kelompok. “analysis of covariance can be used to equate groups statistically on the basis of pretest or other variables (Fraenkel&Wallen, 1993: 245)”.
Konsep lain yang juga penting adalah validitas internal. Konsep tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar