Sekali lagi tentang belajar bahasa inggris. Tulisan ini adalah hasil evaluasi saya belajar bahasa inggris selama tiga tahun terakhir. Saya sudah tinggal di Sydney Australia selama tiga tahun. Dan merasa bahasa inggris saya masih kurang lancar.
Cara belajar yang selama ini saya gunakan adalah dengan melihat video-video di Youtube. Video yang saya tonton bermacam-macam. Mulai dari pemateri orang indonesia sampai native. Dari British, US, sampai Ausie chanel. Mulai dari listening, speaking, conversation, sampai pada small talk. Semua itu saya rasakan tidak banyak membantu. Menjadi fluent masih jauh dari harapan.
Setelah berjalan selama tiga tahun, ternyata saya sadari bahwa belajar saya ini salah. Indikasinya, kemampuan speaking dan listening kurang meningkat pesat. Padahal sudah baanyak video yang ditonton. Saya tidak dapat mengambil ilmu dari video tersebut.
Cara tersebut tidak mampu meningkatkan kemampuan speaking dan listering karena beberapa hal.
Satu, topik yang dibahas pada video dengan kenyataan di lapangan sering berbeda. Hampir tidak pernah ada materi atau contoh conversation yang sama persis dengan yang terjadi di dunia nyata. Contohnya, yang saya tonton conversation tentang cara order makanan di restoran, kenyataannya saya menemukan conservation tentang bos yang meminta saya menemui seseorang di suatu tempat, karena orang ini ingin pinjam peralatan dari perusahaan kami. Pastinya ruwet kan. Nah contoh di video bahasa inggris biasanya simple, mudah dan umum. Saat saya belajar tentang small-talk, topik yang dibahas tentang cuaca, liburan, dll. Kenyataannya, teman atau lawan bicara tidak ada yang bicara soal itu.
Dua, karena perbedaan logat, aksen dan diksi. Native biasanya bicara dengan cepat dan logat bicara yang beda-beda. Apalagi di Sydney ini umumnya mereka generasi pertama atau kedua di Sydney sehingga logat dari bahasa ibu masih terasa. Akibatnya apa yang kita dengar di video sering kali berbeda dengan yang orang katakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar