Rabu, 31 Agustus 2011

Selamat Lebaran

All crew "Grha Statistika Yogyakarta" mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1432H,
Mohon Maaf Lahir dan Batin.
Semoga kita selalu dapat meningkatkan amal ibadah kita, fastabiqul khairat, Amiiiiennn

Minggu, 28 Agustus 2011

Membuat Instrumen Kuesioner


A.    Pengertian variable dan pengukurannya
Variable secara bahasa dapat dikatakan sebagai ubahan atau sesuatu yang dianggap dapat berubah. Variable dalam  pengertian metodologi penelitian adalah sifat, karakteristik, perilaku yang dapat diukur untuk dipelajari dengan metode ilmiah. Sering peneliti harus melakukan reduksi untuk mendapatkan pengertian sebuah variable.
Pengukuran variable dimulai dari mendefinisikan variable dengan sejelas mungkin, proses ini dinamakan dengan definisi operasional. Definisi operasional tidak harus berdasarkan pada salah satu teori tertentu tetapi dapat dibentuk dari kompilasi dari teori yang ada. Definisi operasional akan berguna untuk membatasi penafsiran sidang pembaca sekaligus untuk menjabarkan variabel menjadi faktor/indikator. Tahapan selanjutnya adalah menentukan lagi penjelas dari faktor dimaksud. Bentuk umumnya adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Tahapan membuat instrumen berdasarkan definisi operasional yang dibuat.
Variabel
Faktor/indikator
Penjelas
Butir/item





Pengukuran variabel disesuaikan dengan karakteristik variabel yang hendak diukur. Alat ukur yang dimaksud dapat berbentuk alat ukur untuk ilmu pasti yang sudah banyak disepakati seperti timbangan untuk mengukur berat, meteran atau milimeter skrup untuk mengukur satuan jarak/tinggi, termometer untuk mengukur suhu, pH meter untuk mengukur derajat keasaman dan lain sebagainya. Dengan alat-alat tersebut variabel yang hendak diukur dapat diketahui besar perubahannya. Pada instrumen pengukuran bidang ini relatif tidak terjadi perbedatan ketepatan hasil pengukuran dari alat ukur.
Untuk instrumen dalam bidang sosial, alat ukur yang ada belum disepakatati sepenuhnya oleh peneliti. Hal ini dikarenakan karakteristik yang unik di setiap sampel yang hendak diambil oleh para penelit di bidang tertentu. Alat ukur yang biasa digunakan oleh para peneliti bidang sosial adalah angket, skala psikologi, obervasi dan analisis dokumen.
B.     Menyusun instrumen kuesioner
Meskipun belum sepenuhnya disepakati oleh para peneliti namun ada beberapa peneliti yang dalam melakukan penelitiannya menggunakan instrumen yang disusun peneliti lain. Instrumen seorang peneliti dapat dipakai oleh dengan catatan variabel yang hendak diukur harus sama, instrumen perlu adaptasikan kondisi/setting antara responden yang lalu dengan penelitian yang hendak dilakukan, terakhir perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas lagi.
1.      Angket
Selama ini kita hanya mengenal angket sebagai instrumen bidang sosial. Sebenarnya ada instrumen lain yang dapat digunakan oleh peneliti lebih mudah. Instrumen yang dapat digunakan adalah skala psikologi. Skala psikologi berbeda dengan angket, perbedaan itu terletak pada variabel yang hendak diukur. Angket mengukur data faktual yang ada pada subyek sedangkan skala psikologi mengukur konstruk/konsep psikologis yang telah disepakati definisinya. (Azwar, 2000:5-6)
Tahapan pengembangan alat ukur angket dapat dijalankan seperti tabel 2. Pekerjaan pertama seperti pada tabel 2 adalah memastikan nama variabel yang hendak diukur kemudian menurunkan menjadi indikator. Dalam satu variabel dapat terdiri dari beberapa indikator sesuai dengan kerangka konstruksinya. Indikator yang telah terbentuk perlu bagi lagi menjadi penjelas yang kemudian proses akhir adalah menyusun nomor item dalah angket. Nomor item tidak harus urut untuk tiap indikator.
Tabel 2. Tahapan membuat instrumen berdasarkan definisi operasional yang dibuat.
Variabel
Indikator
Penjelas
Nomor item
Kepemimpinan transformasional
Kharisma
Memberi contoh
Kepercayaan pd pmmpn
1,2,3,4,5,6,7,8,9,
10,11,12,13,14,15
Pertimbangan individu
Batasan individu
16,17,18,19,20,21
Stimulasi intelektual
Memberikan feedback
Memberikan tanggungjawab
22,23,24,25,26,27
28,29,30
Motivasi yang menimbulkan inspirasi
Mengkomunikasikan tujuan
Mendayagunakan sumber daya
Memberdayakan bawahan
31,32,33,34,35,36,37,38,39.

Instrumen kepemimpinan transformasional kepala sekolah mengukur persepsi dan penilaian guru terhadap kepemimpinan transformasional kepala sekolah. Pengukuran persepsi dan penilaian kepemimpinan kepala sekolah ini dilihat dari indikator; charisma, pertimbangan individu, stimulasi intelektual dan motivasi yang menimbulkan inspirasi. Instrumen ini menggunakan skala Likert dengan lima pilihan jawaban; Sangat sering (SS), Sering (S), Kadang–kadang (K), Jarang (J) dan tidak pernah (T). Skoring jawaban diberikan (Agus Susanto, 2005);
SS diberi skor  5
S   diberi skor  4
K   diberi skor  3
K   diberi skor  2
J    diberi skor 1

2.      Observasi
Observasi merupakan pengamatan terhadap subyek yang hendak diteliti. Untuk dapat menggunakan observasi diperlukan pedoman bagi kisi-kisi observasi.  Kisi-kisi ini dapat digunakan dengan hasil penjabaran dari variabel.
Tabel 3. Kisi – Kisi Observasi
Aspek
Subyek
Tempat
Kondisi pembelajaran
Kepala sekolah, Guru dan siswa
-Ruang kelas
-Laboratorium
Aktivitas para guru
Guru dan siswa
-Ruang guru
-Ruang BK

Kisi observasi pada tabel 3 tidak memberikan penilaian pada subyek tetapi hanya memberikan diskripsi kenyataan.  Contoh lain yang memberikan penilaian terhadap obyek seperti tabel 4:
Tabel 4. Kisi – Kisi Observasi dengan penilaian
No.
Nama/Jenis
Spesk
Jml
Tersedia
Kondisi
Skor/
kesimpulan
Baik
Rusak
Server
HardDisk
80 GB
1
1

Baik
Meja komputer
65 x 100
1
2

Baik
Printer
Laser jet
1
1

Kurang
Scanner






RAM
SDRAM 256
1
1

Sedang
VgaCard






SoundCard






Speaker aktif






Keyboard






Mouse






Kabel jaringan
/serat optik







3.      Analisis dokumen
Analisis dokumen merupakan teknik untuk mengetahui informasi yang ada dalam sebuah dokumen. Informasi dalam sebuah dokumen dapat dijadikan data utama maupun data pembanding. Sebagai contoh untuk penelitian konten maka data utama dapat didapatkan dari analisis dokumen. Contoh kisi-kisi instrumen ini:
Tabel 5. Kisi-kisi instrumen analisis konten
Variabel
Indikator
Jml resp
Benar
Salah
Kesalahan membuat laporan keuangan siswa
·         Pencatatan transaksi
·         Jurnal umum
·         Neraca
·         Laporan rugi/laba
·         Laporan perubahan modal
30
30
30
30
30



Analisis dokumen sebagai instrumen pelengkap sebagai misal, untuk mengecek apakah pemimpin melakukan gaya transformasional maka akan diungkap bukti yang menunjukkan kepemimpinan transformasional yakni;
Tabel 6. Kisi-kisi instrumen analisis dokumen
Variabel
Indikator
Data yang dibutuhkan
Kepemimpinan transformasional
·   Pernyataan visi dan misi

·  Rencana jangka pendek, menenggah dan panjang
·   Pendelegasian
·   Struktur organisasi dan job description
·    Fasilitas pengembangan staf
· Pelatihan, seminar, in-house training, perpustakaan

Kamis, 28 Juli 2011

Analisis statistik inferensial


Analisis inferensial digunakan untuk penelitian sampel, dimana peneliti ingin membuat generalisasi dari penelitian yang digunakan. Statistik ini hanya mengolah data sampel hasil pengumpulan data. Karena hanya menganalisis sampel dan mengetahui populasinya maka teknik sampling menjadi penting untuk diperhatikan. Statistik inferensial ini mempunyai teknik yang lebih lengkap dibandingkan analisis deskriptif, misalnya teknik korelasi, komparasi, mencari pengaruh, efektifitas dll.
Proses pengujian hipotesis dengan statistik inferensial secara umum dapat digambarkan sebagai berikut;
Pada dasarnya pengujian hipotesis adalah menguji taraf signifikansi. Dengan menggunakan tabel kita akan mendapatkan bahwa semua hasil olahan statistika harus dibandingkan dengan nilai tabel. Setelah semua data dimasukkan dalam rumus – rumus statistika akan didapat nilai hitung. Dari tabel ini akan ditentukan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Pada pelaksanaan uji nanti peneliti harus cermat dan hati – hati karena kaidah bandingan dengan tabel ini ada yang terbalik. Inilah yang disebut pengujian hipotesis secara konvensional.
Menginterpretasikan output komputer kita menguji hipotesis dengan tidak perlu membandingkannya dengan harga teoritis (tabel). Komputer akan melakukan pengujian Ho, apakah harus menolak Ho atau menerimanya. Statistik inferensial pada prinsipnya hanya menguji apakah Ho diterima atau seberapa besar hasil penelitian kita dapat digeneralisasikan. Menolak Ho berarti menerima Ha atau sebaliknya. Peneliti hanya melihat apakah nilai “sig.  yang dikeluarkan oleh komputer. Selajutnya nilai sig ini diinterpretasikan dengan pedoman sebagai berikut(Sutrisno Hadi, 2000:112-115):
Tabel 1.  Mengambil keputusan dalam statistik inferensial
Nilai sig.
Kaidah Ho
Keputusan
< 0.01
<0.05
>0.05
Menolak Ho
Menolak Ho
Menerima Ho
Sangat signifikan
Signifikan
Tidak signifikan

Tabel 2. Teknik analisis statistika yang dapat dipilih dalam penelitian.
Macam – macam data
Bentuk Komparasi
Asosiatif
Dua sampel
k- sampel
Korelasi
Independen
Korelasi
Independen
Interval/
rasio
t-tes dua sampel
t-tes dua sampel
One way anova
One way anova
-product moment
-korelasi parsial
-korelasi ganda
-regresi sederhana &ganda
Ordinal
-sign tes
-wilcoxon
-Median tes
-mann-whitney
-kolmogorov smirnov
-friedman
-two way anova
-Media ekstention
-kruskal walls
-Spearman rank
-kendall tau
Nominal
Mc Nemar
-Fisher exact
-chi kuadrat for two sampel
Chi kuadrat for k-sampel
Chi kuadrat for k-sampel
-coefisien contingensi
Tabel 2. Menunjukkan apa saja teknik analisis yang dapat kita gunakan dalam penelitian.  Misal data yang kita dapatkan adalah data interval dan hipotesisnya adalah komparatif dua kelompok tidak berhubungan maka kita menggunakan uji-t independent sample. Jika dataya adalah datanya ordinal hipotesisnya komparatif k-kelompok yang independent kita gunakan kruskal walls, dls.
Interpretasi analisis hipotesis dengan output komputer secara prosedural adalah sebagai berikut (Sutrisno Hadi, 2000:117).;
Analisis korelatif,
a.      lihatlah harga statistik korelatif yang muncul dilayar, r=sekian/ R=sekian.
b.      Lihat nilai “sig.” yang dihasilkan komputer.
c.       Lihat kaidah pengambilan keputusan statistik seperti tabel 2 diatas kemudian ambillah keputusan.
d.      Lihat arah hubungannya, jika (+) maka dikatakan hubungannya linier artinya X naik maka Y juga naik. Jika (-) maka hubungannya terbalik, yakni jika X naik maka Y turun.
Analisis komparatif,
a.      Lihat hasil statistik hasil uji perbedaan yang muncul, t=sekian/ F=sekian.
b.      Lihat nilai “sig.” yang dihasilkan komputer.
c.       Lihat kaidah pengambilan keputusan statistik seperti tabel 1 di atas kemudian ambillah keputusan.
d.      Jika disimpulkan perbedaanya adalah signifikan maka perlu dilihat lagi perlakuan mana yang lebih efektif. Juga kelompok mana yang berbeda dibangingkan dengan kelompok lain (posthoc).